Syaikh Al Maqdisi: Aku Bersama Mujahidin yang Mengusung Panji Tauhid


Syaikh Al Maqdisi: Aku Bersama Mujahidin yang Mengusung Panji Tauhid

Ini adalah terjemahan dari tulisan Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi dari balik penjara.  Tulisan ini memang sudah lama beredar, yaitu pada pertengahan Rabiul Awal 1435 H. Namun, semoga dari sini kita bisa mengambil pelajaran penting dari tulisan beliau yang terinspirasi dari kunjungan putranya di penjara.
Berikut ini tulisannya:
Anakku yang kecil, Mughiroh datang menjengukku. Dia lalu bertanya kepadaku: Wahai ayah, beberapa sahabatmu mengunjungi kita kemarin. Salah seorang dari mereka bertanya kepadaku: Kamu bersama siapa wahai Mughiroh, bersama Jabhah atau Daulah? Aku pun menjawab: aku bersama seluruh orang Islam.
Betapa bahagianya aku dengan jawaban anakku ini. Air mataku tercurah dan aku berkeinginan menjanjikannya sebuah hadiah. Aku mantapkan dan terasa akan pentingnya jawabannya ini. Aku akan lekatkan dalam otakku serta ukir dalam hatiku. Aku ambil papan lalu aku tulis kalimat itu untuk dipajang di rumah. Aku tuliskan namanya dengan disertai ayat-ayat dan kata-kata yang indah. Aku akan tulis dengan khot yang bagus sebagai ungkapan bahwa aku berharap ia mengatakannya ketika mereka bertanya kepadanya: Aku bersama seluruh orang Islam.
Sesungguhnya pertanyaan yang diajukan si penanya kepada anakku ini benar-benar menyedihkan. Menyakitkan sekali. Terutama setelah peperangan yang terjadi antara saudara-saudara kita para mujahidin di Suriah, antara fraksi-fraksi yang mengangkat satu bendera dan punya satu tujuan. Sungguh kami telah melakukan qunut sebulan penuh bersama saudara-saudara kami di penjara setiap shalat lima waktu sejak berkecamuknya perang diantara mereka. Kami berdoa kepada Allah agar menautkan hati-hati para mujahidin dan mengumpulkannya  dalam satu kalimat tauhid. Berkumpul pada satu orang yang paling bertakwa diantara mereka… Dari sinilah kami mengeluarkan risalah yang mengajak mereka untuk bersatu, dengan menyertakan ayat yang mulia“kecuali kalian melakukannya akan menjadikan fitnah di bumi dan kerusakan yang besar”.
Ini sebagai peringatan dari bahaya perpecahan yang mengurai para Mujahidin di Suriah. Berlawanan dengan bersatunya musuh-musuh Allah kepada mereka yang meningkat dan makar mereka kepada seluruh mujahidin….
Para muwahhidin seharusnya lebih unggul dalam persatuan dibanding para musyrikin yang menjadi musuh Allah. Karena, para Mujahidin lebih jauh untuk melakukan itu daripada musuh-musuh Allah di samping lebih terjaga untuk menuruti hawa nafsu. Karena mereka mengharap balasan dari Allah, berbeda dari musuh-musuhnya. Mereka mengharap wajah Allah sedang musuh-musuh tidak mengharapkannya. Mereka berharap pertolongan Allah sedang musuh-musuh tidak mengharapkannya…. Allah ta’ala berfirman “Perangilah orang-orang musyrik secara keseluruhan, sebagaimana mereka memerangimu secara keseluruhan. Dan beramallah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” Kami merasa sedih senapan-senapan orang kafir Nashrani diarahkan kepada para Mujahidin. Kami mengingkari risalah yang muncul dari orang-orang yang mengeluarkannya, kami berlepas diri dari perbuatannya yang telah terjadi…. Tanpa kita membatasi nama-nama atau sebutan-sebutan karena tujuan kami adalah memberantas perbuatan-perbuatan yang munkar ini. Kami berlepas dari itu semua bukan berarti kami berlepas diri dari mereka. Namun hal ini karena kami lebih menghajatkan diri untuk mendengar urusan-urusan yang menurut kami lebih besar , disebabkan kecintaan kami kepada mereka. Yang saya maksud adalah “Kalimat tauhid dan benderanya”
Sebelumnya telah kami jelaskan dalam sebuah risalah, yang kita susun berdasar hadits Sulaiman dan Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam ketika menghukumi antara dua wanita. Salah satu dari anak mereka berdua dibawa pergi oleh serigala. Sesungguhnya yang bersungguh-sungguh  terhadap jihad dan benderanya atau sejenisnya itu hak, benar adanya. Tidak rela jika hal itu dirusak. Diibaratkan dalam hal ini, kerelaan ibu yang rela untuk ‘merusak’ anak dari ibu yang asli. Ibu yang sayang dengan anak tadi (asli) menerima agar anak itu diserahkan ke ibu satunya agar tidak dirusak. Sungguh orang yang sayang dengan umat Islam, benar-benar merasa sakit, benar-benar tidak bisa tidur atas apa yang terjadi atasnya, para pemangkunya tidak akan rela selamanya jika bendera Mujahidin terpecah-pecah dan shaf-shaf mereka rusak. Bahkan ia bisa menangis, berdoa kepada Allah dengan keikhlasan agar shaf-shaf mereka bersatu dan hati-hati mereka bertautan. Hal ini karena persatuan mereka itu memberikan maslahat bagi Islam dan pemeluknya. Sesungguhnya mujahid yang jujur dan dai yang faqih tidak berceloteh (berbicara banyak) dengan celotehan-celotehan yang memecah belah dan tidak memalingkan (dari perpecahan). Hujjah-hujjah yang dibentuk dan disematkan adalah memajukan maslahat Islam dan kaum muslimin. Dalam  tahapan ini adalah mempersatukan shaf Mujahidin.
Allah ta’ala “menyukai orang-orang yang berperang di jalannya dalam satu shaf” bukan beberapa shaf…. Kami juga sangat rindu kecintaan Allah kepada kami  dalam rangka mengajak orang-orang kepada persatuan shaf-shaf Mujahidin. Kami tidak rela atau lepas dari tuntutan ini, sehingga mata kami menjadi sejuk dengan melihat orang kafir marah dengan terealisasinya hal itu. Kami tidak membenarkan tulisan atau seruan yang menguatkan perpecahan atau menambahnya. Sebagaimana kami berlepas diri dari setiap perbuatan yang tertuju dari salah seorang mujahidin dari setiap jamaah yang menyebabkan perpecahan ini. Kami melihat bahwa tulisan-tulisan atau seruan-seruan  dan perbuatan-perbuatan itu diridhoi oleh setan, dari kalangan manusia dan jin, sehingga menyenangkan matanya. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada sahabat-sahabatnyaketika suatu hari safar bersama mereka.  Ketika mereka berhenti di suatu tempat, mereka terpencar-pencar diantara cabang-cabang dan pohon:(Sesungguhnya berpencarnya kalian ini diridhoi setan), mendengar itu mereka pun berkumpul.  Sampai-sampai ketika diletakkan baju di atasnya untuk menutupi mereka, maka akan tertutupi semuanya dikarenakan saking berdempetannya mereka.… Untuk itu saya yakin bahwa setiap yang menyeru kepada perpecahan dan meninggikannya, serta tulisan, tindakan, atau perbuatan yang menyebabkan peperangan luar dalam maka ia masuk dalam keridhoan setan, bukan keridhoan Ar Rahman.
Ar Rahman “mencintai orang-orang yang berperang di jalannya dalam satu shaf”, dan setan ridho kita berpisah, terpecah belah dan berselisih… Berapa banyak dari mujahid atau penulis atau khotib telah membenarkan sangkaan iblis dan ridho dengan jalannya yang menambah perpecahan, kehancuran  dan peperangan “Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman.” (QS  Saba: 20)
Sebagaimana hal itu juga membuat ridho musuh kita dan menyejukkan mata-mata mereka. Bahkan mereka berusaha untuk memuluskannya dan merancang hal itu. Mereka berserikat di dalamnya secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk itu aku berkata kepada saudara-saudaraku di dalam penjara ketika kabar-kabar yang menyertakan fulan sebagai tempat berlindung, dan tulisan-tulisan mereka yang mengajak kepada perpecahan dan pertentangan, serta menuduh pada sebagian jamaah Mujahidin dengan nama-namanya, nama-nama pemimpinnya dan masyayikhnya yang terang dalam situs-situs internet, maka saya katakan: Bukankah kalian tahu, mereka menulis dengan nama-nama mereka yang asli dan sebagian dari mereka meletakkan fotonya, apakah tidak diperkirakan bahwa bersamaan itu pula intelejen tidak mengamati mereka dan tidak memperhitungkan atas tulisan-tulisan mereka yang di dalamnya cenderung Nampak berpihak pada sebagian kelompok-kelompok Mujahidin. Mereka itu (intelejen) sudah mengira jauh-jauh hari sebelumnya sebelum kami memperkirakannya! Hal itu tidak tercapai kecuali karena mereka dalam tahapan ini berbuat sesuai yang diinginkan intelejen dan ridho terhadapnya. Serta berbicara pelan bersama dengan orang yang segaris dengannya. Sebagaimana tadi bahwa ia ridho dengan setan. Sedangkan saudara-saudara kita yang prihatin dan menangis atas keadaan jihad ini serta berusaha menasehati pengembannya dan mendoakan pada persatuan shaf serta mengesampingkan peperangan, diminta oleh intelejen dan ditakut-takut olehnya dengan ditangkap, diancam dan diperingati bahwasanya mereka telah melanggar garis merah, ya, Sesungguhnya garis-garis merah itu menurut mereka adalah jalan ke arah yang benar, yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya sebagai jalan bagi jihad dan Mujahidin.
Adapun jalan yang buruk, bengkok, dan jelek menghantarkan kepada hawa nafsu dan akhlak yang tercela. Itulah yang membuat intelejen ridho dan mereka yang mengikutinya juga ridho atasnya. Hal ini karena kawan karib mereka berjalan sesuai dengan kesenengan intelejen yang menggunakan jalan mereka, walaupun mereka bukan pelakunya.
Aku memperhatikan saudara-saudara kita yang ada di Urdun pada sebuah perkara yang aku menyertainya sebelum aku tertawan. Yang mana aku berniat untuk menyebarkan wasiat bagi saudara-saudara kita yang masih muda di Urdun dalam masalah adab bermuamalah diantara mereka. Yaitu masalah tidak tergesa-gesa mengabarkan suatu hal sebelum tersusun hukum atasnya, meninggalkan ghibah dan adu domba, membersihkan hati dari hasad dan permusuhan, memuliakan para masyayikh dan konsen dalam tholabul ilmi, serta hal-hal lainnya. Maka dari itu, pihak intelejen melarangku untuk melakukan hal itu dan berkata kepadaku Abu Marwan Ad Dabubi dengan satu kalimat: (Kami tidak akan membiarkanmu menata urusan internal rumahmu) !!
Maka dari itu, ambillah pelajaran dari saudara-saudara kita di Urdun, hal yang disukai oleh intelejen adalah membiarkan urusan dalam rumah kita berjalan seperti ini terus, biar tetap kacau dan  dan tetap kerdil, tidak bersatu dan tidak ada ikatan di dalamnya. Berlawanan dari tuntutan Allah kepada kita. Mereka menginginkan shaf-shaf saling terpecah belah, bukan shaf yang menyatu. Tuntutan mereka jelas, tidak mbulet. Barangsiapa yang tetap berbuat dan mentaati kesenangan intelejen setelah penjelasan ini, maka sungguh kita berlepas diri atas hal itu dari Allah Ta’ala dalam menasehatinya…  Barangsiapa yang berkehendak membikin marah dan mangkel intelejen dengan persatuan, keterikatan dan kerapian shof serta amal yang lebih utama, maka hidupkanlah terus hal itu…
“Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan diantara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).” Kita menyebut ini di sini sesuai apa yang termuat dalam Sahih Bukhori bahwasanya seorang Muhajirin menolak seseorang dari Anshor, maka Anshor tadi pun berkata: Wahai Anshor ini untukmu… Si Muhajir juga berkata: Wahai Muhajir ini untukmu. Maka Rasulullah mendengar  dan bersabda: Tinggalkan itu (saling ego), karena hal itu busuk baunya. Maka renungkanlah bagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menerima sikap saling berhizb (bergolongan). Maka bagaimana jadinya jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat penyebab kalian menjadi bermusuhan dan berpecah belah. Hendaknya hal itu ditinggalkan, karena baunya busuk. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara! Bikinlah marah musuh-musuh Allah dengan saling mengishlah diantara kalian! Waspadalah atas perserikatan yang pandai membuat fitnah, semoga Allah menyelamatkan darah-darah kalian dan tangan-tangan kalian darinya. Bersungguh-sungguhlah agar Allah menyelamatkan hati-hati, lisan-lisan, dan tulisan-tulisan kalian darinya (bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar)! Jadilah kalian ini sebagai kunci-kunci kebaikan bagi jihad dan mujahidin, kunci-kunci yang mempersatukan, mempertautkan, dan sebagai penasehat…! Waspadailah perkara-perkara yang menghapus jihad, melemahkan, membagi-bagi ke dalam jalan yang terpisah..! Ini adalah aib, demi Allah bagi siapa yang sibuk dengan omong kosong ini dan menghadapkan orang-orang ke perkara-perkara tadi serta memeliharanya…
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tabhrani di dalam Mu’jam Al Kabir bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda”Sesungguhnya Allah menyukai hal-hal tinggi dan mulia. Dan ia tidak menyukai hal-hal yang remeh”. Termasuk hal-hal yang remeh dan melemahkan adalah menyebarkan berita bahwa kita di penjara ini seperti mereka, berpecah belah sama seperti mereka. Ini adalah kebohongan yang nyata, jelas-jelas bohong. Kami dengan kemuliaan Allah berada dalam satu shaf yang membuat marah musuh-musuh Allah. Dan kami mendengar terus menerus doa mujahidin semuanya serta berdoa sepenuh hati kepada Allah untuk mepersatukan shaf mereka dan mengumpulkannya dalam satu kalimat. Hati-hati kami berada dalam hati satu orang. Kami saling menasehati berdakwah untuk persatuan. Kami menasehati kepada tetangga-tetangga dan para kerabat keluarga. Kami belajar, saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran sehingga membuat marah musuh-musuh Allah dengan keterikatan dan persatuan kami. Segala puji bagi Allah, Rabb sekalian alam…
Bertakwalah kepada Allah wahai saudara-saudara sekalian untuk kita dan mujahidin. Jangan menyebarkan perpecahan! Jangan jadi pembantu atas hal itu. Ketahuilah bahwa musuh-musuh kita tidak memisahkan antara kelompok-kelompok mujahid yang jujur.  Akan tetapi, mereka  membuat makar terhadap semuanya dan akan menguasai setiap yang meninggikan bendera tauhid dan berjihad di jalannya. Barangsiapa yang senang dengan permusuhan mereka hari ini dengan terpisahnya mujahid yang jujur, maka ia benar-benar tidak mengira akan aman dari makar dan permusuhan mereka. Waspadalah menjadi seorang yang dikatakan: Saya telah makan di hari sapi putih makan… Dan ketahuilah, plot permusuhan dari jihad kalian di Suriah  berlangsung malam dan siang. Beberapa hari yang lalu, di Brussel diadakan pertemuan anggota Uni Eropa dan Turki, delapan negara Arab, termasuk Yordania untuk mendiskusikan resiko adanya pejuang asing di Suriah. Pertemuan itu bertepatan dengan pernyataan Direktur Badan Intelijen Nasional dan Amerika, James Clapper kepada anggota Kongres bahwa “Konflik di Suriah telah menjadi ancaman bagi keamanan nasional AS melalui kemenangan orientasi depan. Dia mengungkapkan bahwa ada sekitar 7.000 pejuang jihad Sunni di Suriah“ Permusuhan ini sedang terjadi dan disetir untuk membuat makar terhadap mujahidin di Suriah dengan apa saja yang bisa mendatangkan kelemahan pada ikatan yang bersatu. Mereka berkumpul dalam melemahkan jihad dan mengubahnya ke pada perjuangan sendiri-sendiri dan terpisah-pisah, menjadi perang saudara, dan menyalakan api fitnah untuk mengadu domba antara mujahidin sehingga mengkerdilkan kita. Maka, anak perempuanku mendatangiku beberapa hari ini lalu bertanya kepadaku, engkau bersama siapa wahai abi?? Maka aku katakan kepadanya,“Aku bersama seluruh Mujahidin.”

0 komentar:

Posting Komentar