Analisa Jihad: Perang Suriah Semakin Berpotensi Menjadi Konflik Global
(An-najah) – Setelah surat kabar Turki dan Israel
membocorkan informasi tentang kesepakatan yang mungkin terjadi antara AS
dan Rusia pada masalah Suriah, apa yang muncul dari ini adalah garis
yang lebih jelas dari adegan berdarah di Suriah semakin terungkap secara
jelas di depan mata seluruh dunia.
Garis-garis besar pengaturan ini terlihat seperti ini: Suriah akan
dibagi menjadi dua zona. Satu bagian adalah untuk rezim Alawi, namun
pada kenyataannya, diperuntukkan bagi Iran dan Rusia, sedangkan bagian
lainnya diserahkan kepada manajemen yang disebut dengan “koalisi
nasional”, yang dibentuk oleh Barat di Qatar.
Kekuasaan dari komponen “Koalisi nasional” selayaknya akan
dialokasikan kepada Tentara Pembebas Suriah (FSA), yang sekarang sedang
aktif “dicuci otak”, karena tidak semua unit katibah (brigade) FSA sudi
untuk menyatakan diri berada satu barisan dengan komplotan geng boneka
pro-Barat. Sebab, mayoritas dari mereka justru tegas menyatakan ingin
berada dibawah naungan syariat Islam.
Musuh bersama dari “koalisi nasional” boneka pro-Barat, Rusia, AS
dan Iran adalah kelompok yang menyatakan dirinya sebagai “jihadis”
yaitu, Mujahidin Jabhat al-Nusra, Al Qaeda, dll.
Keselarasan ini justru malah mempromosikan kepentingan Iran. Kondisi
kawasan Timur Tengah yang terdiri dari negara-negara yang lemah dan
runtuh akan membuat pemerintah masing-masing tidak bisa mempertahankan
monopoli penggunaan kekuatan. Hal ini akan memudahkan Iran untuk kembali
membangkitkan kejayaan peradaban Dinasti Safawiyah-Persia yang
mengusung ideologi syiah.
Bahkan, hal ini telah dicapai dengan dibentuknya milisi Hizbullah,
Tentara Mahdi dan sebagian dari sayap brigade Hamas merupakan alat
kebijakan Iran di wilayah tersebut.
Negara mana saja yang terlibat?
Karakteristik dalam hal ini adalah keterlibatan terbuka Irak
(meskipun masih tergantung pada Amerika Serikat) dalam perang Suriah,
yang baru-baru ini mulai mengaktifkan unit sel posisi pemberontak di
dalam wilayah Suriah.
Pemerintah rezim syiah rafidhah Baghdad mulai melibatkan diri ke
dalam perang setelah pernyataan kecaman yang dikeluarkan oleh Perdana
Menteri” Nuri al-Maliki yang mengatakan bahwa runtuhnya rezim Assad akan
menyebabkan “percikan perang di negara-negara tetangga di wilayah itu,
dan akan melanggengkan para jihadis untuk meraih kekuasaan dan
menegakkan syariat Islam… “
Menurut kubu pejuang Suriah, pasukan Irak telah berjaga di sepanjang
perbatasan Irak-Suriah. Pasukan rezim Baghdad bahkan telah melakukan
serangan mortir dan artileri terhadap posisi pejuang Tentara Pembebas
Suriah (FSA) di lokasi sekitar al-Ya’roubia melintasi perbatasan di
provinsi Hasaka selama beberapa hari belakangan.
Kelompok pejuang Suriah telah memposting sebuah tayangan video yang
menunjukkan transfer peralatan militer Irak dan senjata melintasi
perbatasan untuk menambah kekuatan tentara Bashar Assad.
Perlu diingat, bahwa pemerintah rezim di Yaman -yang juga tunduk di
bawah kendali AS- telah berpartisipasi selama beberapa bulan terlibat
dalam perang untuk berjuang di sisi Assad.
Pada hari Ahad (03/03), dilaporkan bahwa Jordan telah mengumumkan
hadiah untuk setiap informasi tentang brigade Jabhah Nusrah dan para
pemimpinnya. Jordan sebelumnya juga telah mengekstradisi seorang pilot
yang desertir dari Tentara Suriah bersama dengan pesawat untuk
dipulangkan ke rezim Bashar Assad.
Sementara itu, di sisi Assad telah lama ada sekelompok pasukan yang
secara terbuka berjuang melawan rakyat Suriah. Diantaranya ialah Korps
Garda Revolusi Iran (termasuk pasukan penerbang), GRU Rusia (pasukan
khusus intelijen Rusia), milisi Hizbullah Lebanon dari geng Syiah, yang
baru-baru ini telah menduduki 8 desa di wilayah Homs.
Rusia dan Iran secara aktif memasok rezim Assad tidak hanya dengan
SDM tempur tetapi juga dengan perangkat militer. Dan seringkali
senjata-senjata ini, meskipun disebut-sebut ada “embargo internasional”,
melenggang bebas melalui pelabuhan Arab Saudi, Yaman, Mesir dan
beberapa negara Eropa.
Dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi peningkatan tajam
serangan rudal terhadap posisi FSA dan Mujahidin. Jika pada tahun lalu,
hanya 2-3 rudal Scud itu ditembakkan, saat ini Scud menyerang siang dan
malam hingga 3-5 rudal per hari.
Rezim Assad juga menggunakan senjata kimia, meskipun berdampak lokal,
namun fakta-fakta jelas ini diabaikan begitu saja oleh aliansi Barat
munafik yang pernah membual dengan ancaman akan melakukan “pembalasan
yang keras” apabila ada penggunaan senjata kimia.
Perang Suriah, Jihad Global antara Muslim dan Kafir
Perang Suriah ini akhirnya nampak jelas di depan mata kita berperan
sebagai ‘furqon’, pemisah antara yang haq dan yang bathil. Konflik ini
menegaskan bahwa di dunia ini akhirnya akan kembali pada dua sisi yang
berlawanan, merobek topeng kemunafikan dan mengungkapkan tujuan mereka
yang sesungguhnya. Di satu sisi adalah perselingkuhan aliansi
internasional, yang mencakup negara-negara kafir dan boneka mereka dari
apa yang disebut penguasa Muslim dan lainnya. Dan disisi lainnya ada
Muslim Mujahidin dan orang-orang berteguh hati yang telah menyatakan
niat mereka untuk mengembalikan Syariat Allah.
Meskipun kekuatan sumber daya material yang jauh berbeda, segelintir
mujahidin berhasil menyatukan diri dengan tulus untuk bersama-sama
melawan kaum kafir global. Hasil yang diraih mereka pun cukup
signifikan. Mujahidin berhasil merangsek maju, menguasai lebih banyak
daerah, lagi dan lagi. Meskipun tanpa senjata, peralatan, sepatu, dan
kurangnya logistik.
Kemenangan sedang berlangsung, hari demi hari berhasil diraih muslim
Suriah, meskipun tuduhan selalu diarahkan kepada Mujahidin di tengah
konspirasi seluruh dunia. Jihad di Syam adalah hadiah dari Allah kepada
kaum muslimin seluruhnya.
Hadits dari Abdullah Bin Hawalah menyebutkan,
حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ وَيَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ
قَالَا حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ قَالَ حَدَّثَنِي بَحِيرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ
خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ أَبِي قُتَيْلَةَ عَنِ ابْنِ حَوَالَةَ
أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَيَصِيرُ الْأَمْرُ إِلَى أَنْ تَكُونَ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ جُنْدٌ
بِالشَّامِ وَجُنْدٌ بِالْيَمَنِ وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ فَقَالَ ابْنُ
حَوَالَةَ خِرْ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَاكَ قَالَ
عَلَيْكَ بِالشَّامِ فَإِنَّهُ خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ يَجْتَبِي
إِلَيْهِ خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ فَإِنْ أَبَيْتُمْ فَعَلَيْكُمْ
بِيَمَنِكُمْ وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
قَدْ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ
Telah menceritakan kepada kami Haiwah bin Syuraih dan Yazid bin
Abdurabbihi berkata; telah menceritakan kepada kami Baqiyyah berkata;
telah bercerita kepadaku Bahir bin Sa’ad dari Khalid bin Ma’dan dari Abu Qutailah dari Ibnu Hawalah
sesungguhnya dia berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam
bersabda: “Saat itu akan terjadi tentara-tentara yang
berkelompok-kelompok. Tentara yang berada di Syam, Tentara yang berada
di Yaman, dan Tentara yang berada di Iraq.” Ibnu Hawalah berkata;
“Pilihkan untukku, Wahai Rasulullah, jika saya menjumpai hal itu!.”
Beliau bersabda: “Bergabunglah di Syam, karena di sana ada hamba-hamba
Allah yang terpilih. Jika kalian tidak bisa, maka pergilah ke Yaman.
Berilah air dari kolam kalian, sesungguhnya Allah Azzawajalla telah
menyerahkan Syam dan penduduknya kepadaku.”
(Imam Ahmad 4/110, Abu Dawud 2483. Dishahihkan oleh Imam Abu Hatim,
Imam ad-Diya al-Maqdisi, Sheikh al-Albani dan Syeikh Syuaib Al-Arnaut).