Penghalang-Penghalang dalam Menuntut Ilmu
Ilmu adalah cahaya yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Tidak
diragukan lagi kedudukan orang yang berilmu disisi Allah adalah lebih
tinggi beberapa derajat. Hanya orang-orang yang berilmu & berakal
lah manusia dapat memahami kebesaran Allah melalui penciptaan alam
semesta beserta segala isinya.
Demikian mulia kedudukan orang yang berilmu sehingga Rasulullah meriwayatkan dalam sebuah hadis :
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya
menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan membuka sayapnya untuk orang
yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan
sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun
oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada
di air. Sesungguhnya keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti
keutamaan bulan di atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu
pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar,
tidak juga dirham, Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa
yangmengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bahgian yang
paling banyak. (1)
Siapa kah orang yang tidak mau di doakan oleh malaikat dan
makhluk-makhluk Allah yang ada di bumi?? Sungguh hal tersebut adalah
suatu kemuliaan yang besar.
Seperti kata pepatah “No pain, no gain” (tidak ada yang akan kita
dapatkan tanpa pengorbanan) , maka untuk mencapai kemuliaan yang bernama
ilmu itu pasti ada cubaan yang harus kita hadapi.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menghalangi sampainya kemuliaan ilmu kepada seseorang :
1. Niat yang rosak
Niat adalah dasar dan rukun amal. Apabila niat itu rusak maka
rusaklah seluruh amalannya. Sebagaimana sabda Rasulullah “Amal itu
tergantug niatnya, dan seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkan…”
(2)
Imam Malik bin Dinar (wafat th.130 H) rahimahullah
mengatakan,”Barangsi apa mencari ilmu bukan karena Allah Ta’ala maka
ilmu itu akan menolaknya hingga ia dicari hanya karena Allah.”
2. Ingin Terkenal dan Ingin Tampil
Coba kita ingat mungkin terkadang saat kita belajar terbersit di hati
kita “Supaya jadi rangking 1 atau jadi juara umum dan dikenal orang??
Ya, ingin terkenal dan ingin tampil adalah penyakit kronik. Tidak
seorang pun yang bisa selamat darinya kecuali orang-orang yang dijaga
oleh Allah Subhana Wa Ta’ala. Hal itu lebih dikenal dengan sebutan riya.
Rasulullah sangat mengkhawatirkan adanya penykit ini pada umatnya.
Karena seringkali penyakit itu halus hingga muncul tanpa kita sadari,
hingga Rasulullah mengibaratkan bahwa penyakit riya itu seperti semut
hitam, di batu hitam pada malam yang gelap. Bayangkan, hampir tak
kelihatan kan?? So, be careful.
Rasulullah bersabda,”….sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah kesyirikan dan syahwat tersembunyi.” (3)
Mahmud bin Ar-Rabi berkata : “syahwat yang tersembunyi maksudnya
adalah seseorang ingin / senang apabila kebaikannya dipuji oleh orang
lain. Hendaknya kita behati-hati terhadap penyakit ini, karena Allah
memperingatkan dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Rasulullah
Salallahu’alaihi Wassallam :
“Barangsiapa yang menyiarkan amalnya, maka Allah akan menyiarkan
aibnya. Dan banrangsiapa yang beramal karena riya maka Allah akan
membuka niatnya di hadapan manusia pada hari kiamat.” (4) Naudzubillahi
mindzalik.
3. Lalai Menghadiri Majlis Ilmu
Jika kita tidak memanfaatkan majlis ilmu yang dibentuk dan pelajaran
yang disampaikan, niscaya kita akan gigit jari sepenuh penyesalan. Kalau
kebaikan yang ada di majlis ilmu hanya berupa ketenangan dan rahmat
Allah yang meliputi mereka, maka dua alasan itu saja seharusnya sudah
cukup sebagai pendorong untuk menghadirinya. Apalagi jika seseorang
mengetahui bahwa orang yang menghadiri majlis ilmu –insyaAllah-
mendapatkan dua keberuntungan, yaitu ilmu yang bermanfaat dan ganjaran
pahala di akhirat!
4. Beralasan dengan banyaknya kesibukan
Alasan ini seringkali dijadikan syaitan sebagai alasan menjadi
penghalang dalam menuntut ilmu. Coba dihitung, Allah memberikan kita 24
jam, 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk istirihat, masih ada 8 jam lagi…
apa yang selama ini telah kita lakukan untuk memanfaatkan sisa waktu
itu?
5. Menyia-nyiakan kesempatan belajar di waktu kecil
Allah Ta’ala berfirman : ”Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya kematian.” (QS.Al-Hijr : 99)
Karena itu, mari kita semua para remaja, maupun orang tua, laki-laki
maupun wanita, kita bertaubat pada Allah Ta’ala atas apa yang telah
luput dan berlalu. Sekarang, kita mulai menuntut ilmu, menghadiri majlis
ta’lim, belajar dengan benar dan sungguh-sungguh dan menggunakan
kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba.
Ketika ditanya pada Imam Ahmad, ”Sampai kapankah seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab ”sampai meninggal dunia.”
6. Bosan dalam menuntut ilmu
Diantara penghalang menuntut ilmu adalah merasa bosan dan beralasan
dengan berkonsentrasi mengikuti peristiwa yang sedang terjadi. Ilmu yang
kita cari seharusnya mendorong kita untuk mengetahui keadaan kita
sendiri. Kita tidak akan bisa mengatasi berbagai masalah dan musibah
yang menimpa kecuali dengan meletakkannya pada timbangan syariat.
Seorang penyair mengatakan : ” Syariat adalah timbangan semua
permasalahan dan saksi atas akar masalah dan pokoknya” (5)
Bosan itu adalah penyakit. Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit
melainkan ada obatnya. Tidaklah musibah terjadi melainkan ada
penyelesaiannya dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, kita harus
melawan rasa bosan yang terkadang timbul saat kita belajar. Belajarlah
sampai Anda mendapatkan nikmatnya ilmu.
7. Menilai Baik Diri Sendiri
Maksudnya adalah merasa bangga apabila dipuji dan merasa senang
apabila mendengar orang lain memujinya. Allah TA’ala berfirman : ”Maka
janganlah kamu merasa dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang
orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm : 32)
8. Tidak Mengamalkan Ilmu
Tidak Mengamalkan Ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya
keberkahan ilmu. Allah Ta’ala benar-benar mencela orang yang melakukan
ini dalam firmanNya : ”Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan hal yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian Allah bahwa
kamu mengatakan apa saja yang tidak kamu kerjakan (QS.Ash-Shaff : 3)
9. Putus Asa dan Rendah Diri
Allah berfirman : “Dan Allah mengeluarkankamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl : 78)
Putus Asa dan Rendah Diri adalah salah satu penghalang ilmu. Semua
manusia diciptakan dalam keadaan sama yang tidak mengetahui sesuatu pun.
Jangan merasa rendah diri dengan lemahnya kemampuan menghafal, lambat
membaca atau cepat lupa. Selain itu menjauhi maksiat adalah sebab paling
utama dalam menguatkan hafalan dan memperoleh ilmu.
10. Terbiasa Menunda-Nunda
Yusuf bin Asbath rahimahullah mengatakan : ”Muhammad bin samurah
pernah menulis surat kepadaku sebagai berikut : ” Wahai saudaraku
janganlah sifat menunda-nunda menguasai jiwamu dan tertanam di hatimu
karena ia membuat lesu dan merusak hati. Ia memendekkan umur kita,
sedangkan ajal segera tiba… Bangkitlah dari tidurmu dan sadarlah dari
kelalaianmu! Ingatlah apa yang telah engkau kerjakan, engkau
perlekehkan, engkau sia-siakan, engkau hasilkan dan apa yang telah
engkau lakukan. Sungguh semua itu akan dicatat dan dihisab sehingga
seolah-olah engkau terkejut dengannya dan engkau sadar dengan apa yang
telah engkau lakukan, atau menyesali apa yang telah engkau sia-siakan.”
(6)
11. Belajar kepada Ahlul Bid’ah
Seorang penuntut ilmu tidak boleh belajar pada ahlul bid’ah karena
ahlul bid’ah merasa ridha terhadap sesuatu yang menyelisishi agama
Allah, seolah-olah ia mengatakan bahwa Allah Ta’ala belum menyempurnakan
agama ini dan Rasulullah belum menyampaikan seluruh risalah.
12. Tergesa-gesa ingin memetik buah ilmu
Seorang penuntut ilmu tidak boleh tergesa-gesa dalam usahanya
memperoleh ilmu, karena belajar adalah proses seumur hidup. Terutama
yang berkaitan dalam masalah agama tidak cukup dilakukan dalam waktu
satu atau dua tahun belajar.Imam Yahya bin Abi Katsir rahimahullah
mengatakan,”Ilmu tidak bisa diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan”
Imam Ibnu Madini rahimahullah mengatakan,”Dikataka n kepada Imam
As-Sya’bi ’Darimana Anda peroleh semua ilmu ini?’ Beliau
menjawab,’Dengan tidak bergantung pada manusia, menjelajahi berbagai
negeri, bersabar seperti sabarnya benda mati, dan berpagi-pagi
mencarinya seperti pagi-paginya burung gagak.”
Disarikan dari : Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga, karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Pustaka At-Takwa : 1428 H)
Catatan Kaki:
Hadist Shahih, diriwayatkan oleh ahmad, abu Dawud, attirmidzi, Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban [1]
hadist shahih riwayat Al-Bukhari [2]
hadist shahih riwayat Thabrani [3]
HR.Bukhari-shahih [4]
Ishlaahul Masaajid minal Bida’ wal Awaa’id hal.110, karya al-Allamah Muhammad bin Jamaluddin al-Qasimi rahimahullah [5]
dari Iqtida al-Ilmi al’amal [6
hadist shahih riwayat Al-Bukhari [2]
hadist shahih riwayat Thabrani [3]
HR.Bukhari-shahih [4]
Ishlaahul Masaajid minal Bida’ wal Awaa’id hal.110, karya al-Allamah Muhammad bin Jamaluddin al-Qasimi rahimahullah [5]
dari Iqtida al-Ilmi al’amal [6
0 komentar:
Posting Komentar