Abu Abdul Rahman Rahimahullah, Elang Tauhid dari Palestina

Elite Janisary
Seorang komandan mujahid asal Palestina
yang sekaligus menjadi pelatih militer mujahidin telah Syahid di Suriah
saat berjihad bersama Jabhah Al Nusrah. Beliau sebelumnya adalah mantan
anggota Hamas dan sekarang merupakan anggota dari Jamaah Tauhid dan
Jihad di Baitul Maqdis (Yerusalem).
Ibnu Taimiyah Media Center adalah sumber
resmi untuk rilis dari Dewan Syura Mujahidin (DSM) di sekitar Baitul
Maqdis (Yerusalem). Menurut SITE Intelligence Group, sumber ini telah
merilis sebuah video di sebuah forum jihad pada tanggal 12 Maret tentang
Muhammad Ahmad Qanitah rahimahullah.
Qanitah, yang juga dikenal sebagai Abu
Abdul Rahman, syahid (insyaaAllah) dalam sebuah serangan roket pada
bulan Desember saat berjihad bersama Jabhah Al nusrah Al selama
pengepungan bandara di Aleppo, menurut rekaman video.
Biografi dalam video tersebut menyatakan
bahwa Qanitah “tumbuh bersama keluarga yang Islami dan dibesarkan
dengan aqidah al wala wal baro, sehingga dari kecil beliau tahu mengapa
harus membenci Yahudi, menurut ringkasan video. “Beliau belajar seni
bela diri dan melemparkan batu pada musuh dan terluka ketika ia berusia
12 tahun.”
Narator video tersebut mengatakan bahwa
Qanitah bergabung dengan Hamas di sayap militernya yaitu Brigade Izzudin
al-Qassam pada tahun 2003. “Dia datang untuk mengetahui pemimpinnya,
berjihad dengan mereka dan melatih para mujahidin, Beliau juga ikut
serta dalam aksi jihad di banyak pertempuran.”
Qanitah kecewa dengan Hamas karena sudah
menyimpang dari manhaj salafus shaleh dan tidak berada diatas tauhid
wal jihad yang benar, sehingga beliau membuat pilihan untuk beralih ke
kelompok Salfi jihad di Gaza.
Akhirnya beliau diperkenalkan ke Sheikh
Abu al Walid al Maqdisi rahimahullah, amir Jamaah Tauhid wal Jihad di
Baitul Maqdis (Yerusalem). Qanitah kemudian mulai melakukan pelatihan
terhadap mujahidin disana.”
Menurut narator, Beliau menyadari bahwa
beliau kemungkinan akan ditargetkan oleh Israel, sehingga beliau
berusaha untuk pergi ke Chechnya. Qadarullah beliau gagal masuk kesana
dan kemudian beliau, melakukan perjalanan ke Mekkah lalu melakukan
perjalanan ke Suriah. Setelah di Suriah, beliau bertugas sebagai
pengawas pelatihan militer untuk Gerakan mujahidin al-Fajr Islam dan
Jabhah al-Nusrah, beliau juga ikut berpartisipasi dalam operasi pemboman
terhadap Nusayriah.”
Dalam sebuah segmen video yang
menunjukkan beliau sedang memberikan wasiatnya, beliau mengatakan bahwa
“hati tercabik-cabik ketika melihat muslimah yang diperkosa di Syam
Suriah, anak-anak dibunuh, rumah-rumah dihancurkan dan orang tua dibunuh
oleh para penjahat, para tiran Bashar al-Assad dan antek-anteknya dari
Syiah Alawit (Nusayriah). “beliau menyimpulkan bahwa “itu adalah tugas
kami untuk berhijrah di jalan Allah menuju Syam untuk membantu
saudara-saudara mujahidin kami.”
Dari Palestina ke Suriah
Qanitah bukanlah mujahid asal Palestina
pertama yang syahid dalam pertempuran di Aleppo. Juli tahun lalu,
seorang mujahid Palestina dari Jaish Al Islam syahid (insyaaAllah) dalam
sebuah pertempuran di Aleppo.
Dalam beberapa pekan terakhir, banyak
laporan pers telah menunjukkan peningkatan jumlah kaum muslimin
Palestina yang bergabung dalam jihad Suriah. Banyak dari mereka yang
berjihad Suriah dari kelompok Salafi Jihadi yang kemudian bergabung
Jabhah Al nusrah. Fenomena ini cukup beralasan mengingat akar sejarah
dari Syam bahwa penaklukan Baitul Maqdis selalu dimulai dengan
pembebasan Damaskus (Suriah) terlebih dahulu.
Salafi Jihadi di Jalur Gaza telah
menyatakan dukungan terhadap jihad di Suriah dengan memberikan
nasehat-nasehat dan tips militer dalam pernyataan yang mereka keluarkan
selama beberapa bulan terakhir.
Pada tanggal 20 Januari 2013, rekaman
pidato dari Abu Abdullah al-Ghazi, seorang tokoh terkemuka dari Jaish Al
Ummah dirilis ke forum jihad. Dalam pidato tersebut, Al Ghazi
mengatakan bahwa Syam harus dilihat dengan terbuka sebagai “pasar
jihad.” Selain itu, beliau meminta para mujahidin untuk segera mengambil
inisiatif dengan mendirikan Negara Islam di Syam dan segera pula
membangun kembali aturan Allah atas tanah-Nya setelah kalian (mujahidin)
mencabut kejahatan tiran [Assad] dan membalas darah yang telah
ditumpahkan dan kehormatan yang dilanggar. “
Sembilan hari sebelum pidato audio
dirilis, sebuah video dari Jaish Al Ummah dirilis ke forum jihad. Dalam
video tersebut, yang didedikasikan untuk para mujahidin di Suriah,
kelompok jihad ini menunjukkan “bagaimana cara memproduksi roket
107mm,”.