"Pengamat Militer Timur Tengah : Pejuang Al Qaeda Semakin Dekat Kemenangan"
Aliansi penjajah salibis AS dan sekutunya mengklaim mujahidin Al-Qaeda di ambang kehancuran, setelah sebagian besar ulama dan komandannya gugur atau tertawan di Afghanistan dan Pakistan. Namun para pengamat militer justru memprediksi sebaliknya.
Para pengamat militer di Timur Tengah meyakini bahwa mujahidin Al-Qaeda dalam waktu dekat akan mampu menamatkan riwayat pasukan penjajah salibis AS. Bukan hanya dalam pertempuran di Pakistan, Afghanistan dan propinsi Abyan, Yaman Selatan, namun juga dalam pertempuran lain di seluruh penjuru dunia.
Analisa sejumlah pengamat militer tersebut mengacu kepada fakta yang saat ini terjadi di lapangan. Di antaranya yang sangat menonjol adalah:
Mujahidin Anshar Al-Din dan The National Movement for the Liberation of Azawad (MNLA) di Mali adalah contoh lain. Anshar Al-Din yang merupakan mujahidin pejuang syariat Islam berhasil menarik dukungan dan merangkul gerakan kemerdekaan bercorak nasionalis, MNLA, untuk bersatu padu, berjihad memperjuangkan syariat Islam dan memproklamasikan Negara Islam di Azawad. Tidak bisa ditutup-tutupi, Al-Qaeda di Negeri Maghrib Islam adalah penyokong utama perjuangan Mujahidin Anshar Al-Din.
Kemajuan pesat yang diraih oleh mujahidin Al-Qaeda dan pendukung-pendukungnya di benua Afrika inilah yang mendorong penjajah salibis AS mendirikan Akademi Internasional Kontra Terorisme di Tunisia, negara Arab dan Afrika pertama yang menyaksikan tumbangnya rezim sekuler boneka Barat oleh revolusi rakyat sipil muslim. AS juga menjalin aliansi salibis-sekuleris kontra terorisme dengan negara-negara Afrika Barat dan Afrika Utara.
Para pengamat militer berpendapat, kemenangan mujahidin Al-Qaeda internasional dan para pendukungnya di benua Afrika adalah persoalan waktu belaka. Bagi kaum muslimin sendiri, kemenangan mujahidin fi sabilillah atas orang-orang kafir yang menindas kaum muslimin adalah sebuah kepastian yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasululullah SAW. Allahu akbar wa lillahi al-hamdu!
(muhib almajdi/arrahmah.com)
Aliansi penjajah salibis AS dan sekutunya mengklaim mujahidin Al-Qaeda di ambang kehancuran, setelah sebagian besar ulama dan komandannya gugur atau tertawan di Afghanistan dan Pakistan. Namun para pengamat militer justru memprediksi sebaliknya.
Para pengamat militer di Timur Tengah meyakini bahwa mujahidin Al-Qaeda dalam waktu dekat akan mampu menamatkan riwayat pasukan penjajah salibis AS. Bukan hanya dalam pertempuran di Pakistan, Afghanistan dan propinsi Abyan, Yaman Selatan, namun juga dalam pertempuran lain di seluruh penjuru dunia.
Analisa sejumlah pengamat militer tersebut mengacu kepada fakta yang saat ini terjadi di lapangan. Di antaranya yang sangat menonjol adalah:
- Mujahidin Anshar Al-Shariah yang merupakan nama lain mujahidin
Al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) telah menguasai pelabuhan-pelabuhan
Semenanjung Arab di distrik Zanjibar, Yaman Selatan. Hal itu
memungkinkan mujahidin Al-Qaeda untuk menghadang kapal-kapal tanker
raksasa yang mengangkut minyak bumi melalui Samudra Hindia, Selat Babel
Mandeb, dan Laut Merah. Faktanya, mujahidin Al-Qaeda telah sukses
menangkap sejumlah kapal tanker raksasa pengangkut minyak dan
menukarkannya dengan dana jutaan dolar.
- Mujahidin Al-Qaeda semakin dekat dengan tempat eksplorasi minyak
bumi terbesar di dunia yang berada di Arab Saudi. Jika mujahidin
Al-Qaeda mampu menguasainya atau setidaknya mengganggu stabilitas
keamanannya, perang melawan aliansi penjajah zionis-salibis
internasional akan semakin cepat berakhir, karena negara-negara penjajah
salibis Barat tidak memiliki sumber-sumber minyak bumi sendiri dan
harus membiayai pasukan militer dalam jumlah sangat besar.
- Mujahidin Al-Qaeda semakin dekat kepada tahapan proklamasi
eksistensi Al-Qaeda di Libya. Kemunculan Al-Qaeda secara resmi di Libya
berarti persiapan matang Al-Qaeda untuk menguasai negara penghasil
minyak bumi terbesar ketiga di dunia.
- Mujahidin Al-Qaeda dan kelompok-kelompok jihad lainnya yang bersatu
dalam wadah Daulah Islam Irak memiliki penguasaan wilayah yang sangat
luas dan kekuatan pemerintahan yang snagat kuat di Irak. Daulah Islam
Irak lebih berkuasa daripada rezim boneka Syiah Nuri Al-Maliki yang
hanya berkuasa di Baghdad dan kota besar saja. Tumbangnya rezim boneka
Baghdad haya persoalan waktu. Saat ini saja, aliansi penjajah
zionis-salibis AS dan Barat tidak bisa sepenuhnya menikmati penjarahan
dan perampokan minyak bumi di Irak, akibat serangan terus-menerus yang
dilakukan oleh mujahidin Daulah Islam Irak.
- Mujahidin Al-Qaeda mulai menampakkan dirinya di Suriah dengan nama
Jabhah An-Nushrah (Front Pembelaan), yang pada gilirannya akan menjadi
tangan kanan Al-Qaeda yang kuat di kancah jihad Suriah.
- Mujahidin Al-Qaeda sudah sangat dekat dengan posisi penjajah zionis Yahudi. Pertama,
melalui mujahidin yang beroperasi di kawasan Sinai, Mesir. Sejak
tumbangnya sang jagal Husni Laa Mubarak tahun 2011 sampai saat ini,
mujahidin di Sinai telah melakukan sedikitnya 13 kali serangan terhadap
jaringan pipa gas yang menjadi jalur pengiriman gas Mesir ke Israel.
Kerusakan jaringan pipa gas itu telah menimbulkan krisis energi yang
parah bagi penjajah zionis Yahudi. Kedua, melalui brigade Abdullah Azzam yang bergerak di Lebanon.
- Mujahidin Al-Qaeda telah menguasai wilayah yang sangat luas di
negara-negara Afrika Utara dan Afrika Barat melalui Imarah Maghrib
Islam. Hal itu memungkinkan Al-Qaeda untuk menyerang
kepentingan-kepentingan penjajah salibis AS dan sekutu-sekutunya di
Afrika Utara dan Afrika Barat.
- Ribuan penduduk muslim benua Afrika menerjuni kancah jihad fi sabilillah dengan tujuan menegakkan syariat Islam. Hal itu mengindikasikan dalam waktu dekat mereka akan bergabung dengan Al-Qaeda internasional.
Mujahidin Anshar Al-Din dan The National Movement for the Liberation of Azawad (MNLA) di Mali adalah contoh lain. Anshar Al-Din yang merupakan mujahidin pejuang syariat Islam berhasil menarik dukungan dan merangkul gerakan kemerdekaan bercorak nasionalis, MNLA, untuk bersatu padu, berjihad memperjuangkan syariat Islam dan memproklamasikan Negara Islam di Azawad. Tidak bisa ditutup-tutupi, Al-Qaeda di Negeri Maghrib Islam adalah penyokong utama perjuangan Mujahidin Anshar Al-Din.
Kemajuan pesat yang diraih oleh mujahidin Al-Qaeda dan pendukung-pendukungnya di benua Afrika inilah yang mendorong penjajah salibis AS mendirikan Akademi Internasional Kontra Terorisme di Tunisia, negara Arab dan Afrika pertama yang menyaksikan tumbangnya rezim sekuler boneka Barat oleh revolusi rakyat sipil muslim. AS juga menjalin aliansi salibis-sekuleris kontra terorisme dengan negara-negara Afrika Barat dan Afrika Utara.
Para pengamat militer berpendapat, kemenangan mujahidin Al-Qaeda internasional dan para pendukungnya di benua Afrika adalah persoalan waktu belaka. Bagi kaum muslimin sendiri, kemenangan mujahidin fi sabilillah atas orang-orang kafir yang menindas kaum muslimin adalah sebuah kepastian yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasululullah SAW. Allahu akbar wa lillahi al-hamdu!
(muhib almajdi/arrahmah.com)
0 komentar:
Posting Komentar